Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Fakta Teknologi Artificial Intelligence dalam Kehidupan Manusia

Teknologi Artificial Intelligence atau lebih akrab disebut AI bekerja dengan menggabungkan sejumlah data besar secara cepat. Algoritme yang cerdas dengan sistem pengolah berulang memungkinkannya dapat mempelajari banyak data secara otomatis.

Kecerdasan buatan ini memiliki cara kerja yang sebenarnya tidak jauh dari manusia. Seperti cara berpikir, belajar, mengambil keputusan, hanya saja dilakukan oleh teknologi komputer atau mesin.

Teknologi AI sendiri dirancang agar dapat menyerap banyak data terkait pelajaran, pengetahuan, identifikasi pola, hingga menyelesaikan tugas-tugas kompleks. Sistem AI yang terus dikembangkan membuatnya hampir setara dengan pemahaman manusia.

Teknologi Artificial Intelligence

Fakta-Fakta Kecerdasan Buatan Teknologi Artificial Intelligence

Tidak hanya menggunakan data, AI juga bekerja mengandalkan algoritma. Inilah yang membuat Artificial Intelligence mampu menyuplai informasi dalam jumlah besar seperti fakta-fakta berikut.

1. Referensi Sumber Tidak Kredibel

Salah satu ciri dari teknologi Artificial Intelligence adalah ketidakmampuannya menyediakan referensi sumber kredibel. Memang cara kerja AI dengan mengumpulkan banyak data dari berbagai sumber secara cepat.

Kemampuannya dalam mempelajari pola-pola kompleks dari berbagai sumber tersebut membuat AI memiliki banyak prediksi. Namun di sisi lain, ini menyebabkan teknologi ini tidak dapat menyajikan sumber referensi sedetail yang diinginkan manusia.

Ketika menggunakan AI, tentu Anda akan mencari tahu dari mana konten tersebut dihasilkan agar terbukti keakuratannya. Namun nyatanya, ketika memeriksa dengan seksama, kebanyakan alat AI justru membuat kutipan palsu.

Memang AI mampu menyajikan informasi secara detail karena sebelumnya sudah pernah mendapatkan data-data tersebut dari buatan manusia. Tapi ketika Anda meminta bidang lebih khusus, belum tentu hasilnya sesuai ekspektasi penggunanya.

2. Tidak Dapat Berpikir Kritis

Teknologi Artificial Intelligence tidak dapat memberikan perkembangan argumen yang baik dalam satu waktu jika belum diprogram penciptanya atau mendapatkan data sedemikian rupa. Cara kerjanya hanya menggunakan gabungan data yang banyak saja.

Ini menyebabkan argumennya kurang kuat dan kurang dapat dipercaya. Apalagi merujuk pada ketidakmampuannya menampilkan referensi kredibel tadi. Teknologi ini hanya menyajikan kesimpulan sesuai informasi atau data yang dilatihkan kepadanya.

Jadi ketika berhadapan dengan situasi atau pertanyaan baru atau mendadak, teknologi tersebut bisa saja menimbulkan kesalahan. Ketidakmampuan memahami konteks tersebut membuat informasi dari AI menjadi biasa.

AI menggunakan automasi pembelajaran berulang lewat data serta mengautomasi tugas secara manual. Tugas-tugas yang dikerjakan terkomputerisasi dengan andal. Namun jika manusia mengajukan pertanyaan kurang tepat, maka hasilnya akan kurang optimal.

3. Adaptasi Lewat Algoritme Pembelajaran

Teknologi Artificial Intelligence beradaptasi melalui algoritme agar data dapat melakukan pemrograman. Algoritme tersebut berperan sebagai prediktor atau yang mengklasifikasikan informasi kepada penggunanya.

Perangkat yang menggunakan AI mampu menyajikan produk-produk rekomendasi kepada penggunanya. Jika salah memberikan informasi, AI masih bisa belajar beradaptasi lagi sampai jawaban yang disajikannya tepat sesuai keinginan manusia.

Ini membuatnya mampu menganalisis data lebih tajam karena jaringan neuralnya. Didukung oleh perkembangan big data membuat AI belajar banyak dari data. Semakin banyak manusia menginput data, semakin akurat AI yang digunakan.

4. Dapat Mencapai Keakuratan Mendalam

Melalui jaringan neural beberapa lapis tadi, maka keakuratan teknologi kecerdasan buatan tersebut juga semakin mendalam. Anda dapat mengamati mesin pencari seperti Google yang juga bekerja berdasarkan pembelajaran mendalam.

Semakin sering digunakan, maka informasi yang diterimanya semakin banyak karena sering beradaptasi sehingga semakin akurat dalam menyajikan konten. Sifat teknologi Artificial Intelligence pada dasarnya hanyalah memanfaatkan sebagian besar data.

5. Tidak Selalu Up to Date

Fakta unik teknologi kecerdasan buatan adalah tidak selalu update perkembangan informasi. Seperti penjelasan sebelumnya bahwa AI hanya mampu menghasilkan konten sesuai data yang diterimanya sekaligus dilatihkan kepadanya.

Beberapa informasi tersebut bukan data terkini, artinya berasal dari sumber-sumber lama dan sudah kedaluwarsa. Keterbatasan inilah yang membuat Artificial Intelligence belum tentu bisa memberikan penelitian terkini dan mutakhir.

6. Natural Language Processing (NLP)

Pemrosesan bahasa alamiah merujuk pada kemampuan teknologi komputer dalam menganalisis, memahami, menghasilkan bahasa manusia termasuk bahasa ujaran. NLP ini menjadi salah satu pendekatan dalam pembuatan teknologi Artificial Intelligence.

Untuk melakukan pendekatan ini, perlu algoritma yang sangat kompleks agar AI dapat membaca sekaligus membedakan mana emosi, percakapan sehari-hari, hingga sarkasme. Sehingga NLP dapat membedakan ekspresi lewat nada maupun konteks obrolan.

7. Berisiko pada Beberapa Pekerjaan

Tentu Anda sudah sering mendengar isu bahwa Artificial Intelligence dapat mengganti posisi pekerjaan-pekerjaan manusia. Bahkan laporan melalui laman BBC Indonesia menyebutkan bahwa teknologi ini setara dengan 300 juta pekerjaan full time.

Jumlah tersebut bisa dalam bidang hukum, manajemen, administrasi, hukum, kesehatan, serta sektor-sektor lainnya. Apalagi saat ini sudah banyak restoran siap saji memanfaatkan Artificial Intelligence sebagai pelayan hingga juru masaknya.

Pada dasarnya perkembangan dunia teknologi cukup membantu aktivitas manusia sehari-hari. Namun perlu adanya kesadaran untuk membatasi penggunaannya agar tidak merugikan penciptanya sendiri, tak terkecuali pada teknologi Artificial Intelligence.